RIWAYAT HIDUP
Pendahuluan
1. Candra Nila Sukma, nama lengkap saya, biasa dipanggil Candra, lahir di Jakarta dan besar di daerah Rawamangun. Menurut orang tua saya, nama Candra dalam bahasa sansekerta berarti bulan, diambil bertepatan dengan orang pertama pergi ke bulan pada tahun 1969. Saya lahir 39 tahun lalu tepatnya tanggal 28 Mei 1969 sebagai anak kedua dari empat bersaudara yang seluruhnya perempuan. Saudari pertama saya Flora Eka Sari seorang dokter paru dan wara berpangkat mayor tinggal di dekat rumah saya, saudari kedua Diah Trirahmah Dani, seorang insinyur tinggal di Munchen, Jerman, dan saudara keempat Sinta Amalia, seorang insinyur bekerja sebagai PNS tinggal di Jakarta, semuanya sudah berkeluarga. Saya anak dari seorang ibu yang bernama Tri Hartini berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah, dahulu selama 12 tahun bekerja sebagai asisten apoteker, sekarang ibu rumah tangga dan ayah yang bernama Soewarno berasal dari Tegal, Jawa Tengah, beliau adalah seorang pensiunan PNS yang sampai sekarang masih dikaryakan sebagai dosen tidak tetap beberapa perguruan tinggi.
2. Walaupun ayah kami mendidik anak-anaknya dengan keras, saya menjalani masa kanak-kanak dengan bahagia dan tumbuh menjadi anak yang taat dan patuh pada kedua orangtua. Ayah kami yang seorang perantauan dari usia 17 tahun untuk sekolah, adalah orang yang senang belajar dan mengajar, beliau mempunyai keinginan besar agar anak-anaknya mempunyai pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya, sehingga beliau sangat memperhatikan sekali pendidikan anak-anaknya baik pendidikan formal maupun pendidikan keagamaan. Tak segan ayah memarahi kami ber empat bila kami mendapat hasil ujian dan rapor yang kurang bagus. Begitu pula dalam pendidikan agama dari kecil kami diajarkan untuk tidak boleh meninggalkan shalat dan beliau sendirilah yang mengajarkan kami mengaji dan ilmu agama.
Dengan metode mengajarnya yang cukup mudah dimengerti ayah berusaha untuk mengajarkan sendiri puteri-puterinya, namun kadang hal itu berhasil kadang tidak karena buat saya belajar dengan ayah sering mengganggu waktu bermain saya. Dengan penghasilan yang diperoleh dari suami ditambah gajinya sendiri, ibu kami berusaha mengolah dana yang ada untuk membesarkan dan menyekolahkan puteri puterinya semaksimal mungkin dengan menyekolahkan di sekolah terbaik didaerah kami. Untuk menambah pendapatan kami juga membuka warung dirumah dan ayah mempunyai usaha membuat obat pengepel lantai kemudian dipasarkan ke beberapa apotik dan supermarket. Ayah mempunyai prinsip yang tegas dalam mendidik anak-anaknya dan selalu ditanamkan di benak kami bahwa untuk mendapatkan sesuatu manusia haruslah berusaha dengan sabar dalam arti berusaha semaksimal mungkin dengan cara halal, dan tawakal. Ketegasannya terkadang membuat saya sulit untuk mengambil keputusan, namun dibalik ketegasannya ayah adalah seorang yang sangat perhatian pada anak, pintar dan juga teman diskusi yang cukup baik terutama dalam diskusi pelajaran dan agama. Ibu adalah tipe isteri yang patuh pada suaminya, dan berusaha menjadi penengah buat kami anak-anaknya, sehingga dimata saya ibu lebih bisa dijadikan teman untuk mencurahkan perasaan. Jerih payah ayah dan ibu tak sia-sia semua anaknya dapat menamatkan al quran dengan baik, dapat menikmati bangku kuliah sampai selesai, bahkan kami semua dapat menamatkan pendidikan hingga jenjang strata dua(S2)
Masa Sekolah
3. Proses pendidikan formal saya, dimulai pada tahun 1975 ketika saya memasuki Sekolah Dasar pada usia 6 tahun. Saya Sekolah di SD Swasta TRISULA Rawamangun sekitar 300 meter dari rumah. Pada masa sekolah dasar selain pendidikan formal kami juga mendapat pelajaran ekstrakulikuler seperti pramuka dan latihan menyanyi. Untuk menambah kemahiran dan membentuk postur tubuh yang baik, dua kali seminggu saya masih harus belajar menari dirumah seorang guru tari bali, dan juga berenang yang lokasinya tak jauh dari rumah. Walaupun jadwal sehari hari yang padat, namun saya melaksanakan kegiatan itu dengan senang hati dan tidak pernah bosan. Dan saya sekarang merasakan betapa yang sudah saya lakukan saat sekolah dasar begitu berkesan dan bermanfaat dalam kehidupan saya selanjutnya.
4. Pada tahun 1981 akhirnya saya menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar. Pada saat itu sebagian besar kawan-kawan melanjutkan ke SMP dalam satu rayon dalam hal ini SMP yang berlokasi di Jakarta Timur. Diantara beberapa SMP saya memilih SMP Negeri 74 Jakarta yang lokasinya sekitar 750 m dari rumah saya. Selain kualitasnya yang cukup bagus, orang tua kami tahu kualitas pengajar disana karena kakak saya merupakan siswa SMP tersebut. Pada saat duduk dibangku SMP saya mulai menyukai pelajaran fisika dan biologi karena gurunya yang simpatik dalam mengajar. Hampir setiap ujian yang diberikan saya mendapat nilai yang baik diatas rata-rata teman sekelas bahkan guru pengajar sangat mengenal saya karena dapat menyelesaikan dengan baik tugas-tugas yang diberikan. . Saya selesai SMP tepat waktunya, lulus pada tahun 1984.
5. Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, pada tahun 1984 saya melanjutkan ke SMA Negeri 31 Jakarta yang merupakan sekolah favorit di Jakarta Timur. Pelajaran fisika dan biologi yang saya minati tidak berkembang dengan baik karena guru pengajar kurang berpengalaman dalam menggugah minat belajar siswa, disamping itu siswa juga takut karena sikap guru fisika yang suka memukul. Beruntung dirumah saya dapat belajar dengan ayah dan kakak yang juga senang mengajar. Akhirnya saya berpindah minat pada pelajaran bahasa Indonesia karena cara mengajar guru tersebut cukup menarik. Untuk pelajaran bahasa Indonesia saya pernah mengikuti lomba lomba seperti membuat puisi, membaca prosa dan saya pernah menjadi juara pertama lomba membuat puisi yang diadakan oleh sekolah. Saat psikotest dikelas tiga saya diarahkan untuk mengambil jurusan kedokteran atau psikologi.
6. Setelah lulus tahun 1987 saya berniat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri dengan mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Sebagai persiapan masuk UMPTN, oleh ayah saya dimasukkan bimbingan belajar. Ayah berpesan bahwa biaya kuliah di perguruan tinggi swasta mahal dan orang tua masih akan menanggung biaya kuliah dua orang adik saya, sehingga saya harus berusaha diterima di PTN atau sekolah yang dibiayai pemerintah. Atas dukungan orang tua dan minat saya yang tinggi saya mengambil jurusan kedokteran gigi dan alhamdulillah diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG-UI). Harapan saya Setelah menyelesaikan pendidikan ini saya langsung dapat bekerja di puskesmas dan membuka praktek pribadi.
7. Pada saat saya masuk tingkat empat kepaniteraan klinik saya mendapat tawaran dari kakak untuk mengikuti jejaknya menjadi seorang prajurit militer sukarela melalui program Milsuk Beasiswa ABRI pada tahun 1991. Program ini sangat menantang buat saya karena ABRI membuka kesempatan kepada mahasiswa/i berprestasi yang ingin mengabdi di angkatan sesuai dengan bidang pekerjaannya dan akan diberikan pangkat dan beasiswa selama kuliah sampai selesai. Akhirnya tawaran itu saya jalani sebagai bekal pengalaman dan harapan dapat mengurangi beban orang tua selama menyelesaikan kegiatan kuliah. Selanjutnya saya mencoba daftar di Kodam Jaya, test demi test dilalui dengan persaingan yang ketat tanpa di sangka saya lulus dan lolos masuk di Matra Udara. Setelah dinyatakan lulus saya memutuskan untuk cuti akademis selama 1 semester. Selama 6 (enam) bulan mengikuti pendidikan di Komando Pendidikan Angkatan Laut Surabaya. Dengan bermodalkan mental dan semangat juang yang tinggi saya akhirnya dapat melewati pendidikan ini tanpa banyak kendala. Dengan rasa bangga dan haru saya dapat menyelesaikan pendidikan militer ini. Bangga dan haru dirasakan juga ayah ibu dan keluarga saat menghadiri pelantikan saya sebagai letnan dua pada tanggal 12 Agustus 1992. Dua tahun setelah lulus pendidikan militer saya kembali mengikuti kuliah, dan dinyatakan lulus sebagai dokter gigi pada tanggal 14 juli 1994.
Penugasan
8. Setelah menyelesaikan Dikma militer, saya langsung mengikuti Susormat di Wingdikum selama 2 minggu kemudian menjalani masa orientasi di lakesgilut Diskesau sambil menunggu Skep pertama saya. Penugasan pertama saya di Seskoau pada tanggal 1 Januari 1995 sebagai Kasubur Gilut Seskoau. Kira-kira tiga bulan setelah menikah, saya mendapat skep baru sebagai Kaunit Watdok Klinik Bedah Mulut Ruspau Antariksa, Diskes AU, pada tanggal 1 September 1997 kemudian pada tanggal 25 Maret 1998 melaksanakan skep baru sebagai Kasubbag Aviation di Lembaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Lakesgilut Diskesau. Pada tanggal 21 September 2000 saya melaksanakan alih tugas jabatan sebagai Kasubbag Renpro Progar masih di Lakesgilut Diskesau. Pada tanggal 1 maret tahun 2001 terjadi perubahan Jabatan kembali menjadi Kabagum Lakesgilut. Pada tahun 2002 saya mendapat kesempatan melaksanakan pendidikan spesialisasi dibidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak dan dinyatakan lulus pendidikan dari FKG UI, Jakarta tahun 2006. Setelah lulus pendidikan saya kembali dinas di Lakesgilut Diskesau dan berdasarkan Skep/29/XII/ 2007 saya menduduki jabatan sebagai pokli Gol VI Lakesgilut Diskesau TMT 6 Desember 2007, dan ini merupakan jabatan terakhir saya sampai sekarang. Pada tahun yang sama yaitu TMT 01 April 2007 saya mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat menjadi Mayor. Suatu kebanggaan tersendiri pada tahun 2000 ketika saya menerima Surat Keputusan tentang Penganugerahan Satyalencana Kesetiaan 8 Tahun berdasarkan Skep /130/X/2000 yang ditetapkan pada tanggal 31 Oktober 2000. Betapa cepatnya waktu berjalan, sampai saat ini tak terasa sudah 14 tahun saya mengabdi kepada TNI AU.
9. Saya menikah pada tanggal 16 Juni 1996 di Jakarta dengan seorang Anggota TNI AD yang bernama Mayor Ckm dr Jursal Harun SpOT, Spine (K) dan kami dikaruniai tiga orang putra yang tampan-tampan, yang pertama kami beri nama Irfan Syauqi Arianto lahir di Jakarta tanggal 22 Oktober 1997, sekarang duduk dikelas enam sekolah dasar, yang kedua kami beri nama Akmal Rizki Harun lahir di Jakarta tanggal 11 Oktober 2000, duduk di kelas tiga sekolah dasar dan yang ketiga kami beri nama Muhammad Danish Haidar lahir di Jakarta tanggal 21 Juni 2007. Kami sekeluarga saat ini tinggal di rumah dinas yang berada di Jl. Suhadi No. 66 Komplek Trikora Halim Perdanakusumah.
Kegemaran/Hobi
10. Kegemaran saya dibidang olahraga saya suka berenang dan bermain tennis meja. Berenang masih sering saya lakukan bersama keluarga hari sabtu atau minggu dan saat libur sekolah. Tenis meja yang dulu sering saya lakukan di seskoau, saat ini sudah jarang saya lakukan karena tidak adanya sarana olahraga tersebut dikantor saya. Memasak bersama suami dan anak-anak juga kadang kami lakukan agar terasa kebersamaan dan anak anak tidak suka jajan diluar.

0 komentar:
Posting Komentar